Rahsia Solat dari sudut Sains dan Kesehatan


Tahukah Anda bahwa shalat bisa mengobati penyakit yang serius?
Prof Dr Wan Abubakar (kanan) bersama Dr Fatimah dan Ng Siew Chok bersama buku tentang rahasia shalat dari segi sains.

               
Membongkar Rahasia Shalat dari sudut sains kesehatanProf Dr Wan Abubakar (kanan) bersama Dr Fatimah dan Ng Siew Chok bersama buku tentang rahasia shalat dari segi sains.
HASIL penelitian tim peneliti Biomedikal Universitas Malaya menemukan setiap gerakan shalat memiliki manfaat tersendiri yang mampu meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan terkait shalat:KEGIATAN OTOT - Profesor Dr Wan Abubakar Wan Abas
Beliau yang mempelajari aktivitas otot memberitahu manusia harus selalu melakukan regangan dan olahraga karena otot menjadi lebih kuat saat selalu digunakan. Katanya, hasil penelitian menemukan shalat yang melibatkan gerakan tubuh seperti berdiri, tunduk dan bongkok menyamai olahraga ringan.
"Kebanyakan otot dan sendi bergerak ketika shalat. Umat ​​Islam beruntung karena shalat yang wajib dilakukan setiap hari menyamai aktivitas olahraga dan regangan yang memperkuat sistem ot
ot dan fisik tubuh, "katanya. Bahkan, katanya shalat sama seperti terapi fisik yang jika dilakukan secara berkelanjutan dan benar berdampak positif terhadap tubuh. Beliau berkata, penelitian lebih teliti sedang dilakukan untuk mengenap pasti otot yang aktif ketika shalat.
SINYAL OTAK - Ng Siew Chok
Beliau berkata, perubahan kimia terjadi ketika otak aktif. Proses kimia yang menyebabkan pergerakan ion atau atom membawa muatan listrik dapat diukur menggunakan elektroda yang ditempatkan pada kulit kepala. Sejenis alat, yaitu EEG (Electroencephalography) digunakan untuk mengukur sinyal otak dari aktivitas listrik.
"Gelombang otak memiliki beberapa frekuensi irama yang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan emosi. Jenis gelombang otak Alfa (8-13 Hz) menunjukkan keadaan tenang, "katanya
Meskipun bukan Islam, Siew Chok kagum terhadap hasil penelitian yang dilakukannya saat menemukan kondisi dan pemikiran orang setelah shalat tenang dan menyamai kondisi setelah bangun tidur.
"Ada fenomena menarik dalam shalat, yaitu kondisi berdiri seketika sebelum sujud sebagai tingkat paling tenang ketika shalat. Saya bukan Islam dan diberitahu bahwa kondisi itu adalah tamakninah, "katanya.
Ketika itu, katanya sinyal alfa meningkat secara mendadak yang menunjukkan seseorang itu berada dalam kondisi tenang.
Siew Chok berkata, shalat juga meningkatkan konsentrasi terhadap sesuatu hal dan memperkuat kekuasaan otak.
Sehubungan itu, katanya shalat memungkinkan seseorang memberikan otak untuk lebih siap terhadap sesuatu tantangan yang harus dihadapinya dalam aktivitas harian.
KOMPOSISI TUBUH - Dr Fatimah Ibrahim
Beliau berkata, komposisi tubuh mengandung empat komponen utama, yaitu jaringan aktif, jaringan tulang, komponen air dan lemak.
Beliau berkata, ada beberapa metode untuk mengukur komposisi tubuh, tetapi penelitian itu menggunakan Analisis Penyepadanan Bio yang menghasilkan keputusan tepat, cepat dan aman, dibandingkan pengambilan darah.
"Teknik ini tidak digunakan secara luas di rumah sakit negara ini, tetapi di Amerika Serikat, teknik ini digunakan untuk menilai status penyakit seperti Aids, diabetes, demam denggi dan berbagai penyakit kritis lainnya," katanya.
Dalam penelitian ini, katanya model untuk mendapatkan komposisi tubuh terbaik adalah dengan melakukan lima hal, yaitu shalat lima kali sehari, memahami maksud bacaan dalam shalat, shalat berjamaah, rukuk dengan benar (90 derajat) dan melentikkan jari kaki ketika duduk antara sujud dan tahyat akhir .
Dr Fatimah berkata, orang yang tidak melakukan lima hal ini memiliki komposisi tubuh yang kurang baik.
Katanya, penelitian menemukan secara keseluruhan orang yang shalat berjamaah memiliki kesehatan lebih baik dibandingkan yang shalat sendirian.
"Kita menemukan saat berjamaah, orang yang melakukan shalat menyentuh bahu ke bahu. Tubuh manusia seperti baterai. Ketika shalat, cas tubuh manusia mengalir seperti dalam sirkuit dan akhirnya menetralkan muatan tubuh.
"Sebelum shalat, ada orang yang penat dan ada yang tidak penat. Ketika shalat, orang yang tidak penat dan memiliki muatan positif akan mengalirkan muatan positif kepada orang yang letih dan memiliki muatan negatif, "katanya.
Katanya, ini yang menyebabkan orang yang shalat jamaah memiliki badan bertenaga dan lebih tenang.
Dr Fatimah berkata, shalat tarawih dan berpuasa juga memberi kebaikan dan ini terbukti berdasarkan penelitian yang dilakukan.
Sebelum Ramadan dimulai, katanya komposisi badan diukur dan setelah 21 hari berpuasa, komposisi tubuh yang diukur kembali menemukan kondisi tubuh sehat seperti kolesterol rendah akibat tingkat pembakaran lemak yang meningkat dan tingkat glukosa rendah.
Selain itu, katanya posisi tubuh (posture) dalam shalat dapat mengobati sakit pinggang. Bahkan jika dokter, pasien disuruh melakukan olahraga seperti berdiri dan memalingkan tubuh yang menyamai gerakan shalat.
Beliau berkata, hasil positif itu adalah berdasarkan ukuran ilmiah dengan menempatkan beberapa sensor (detektor) di tulang belakang pasien untuk melihat sinyal otot.
Katanya, hasil penelitian menemukan pasien yang mengikuti terapi shalat selama sebulan, yaitu dengan membuat rukuk 90 derajat, sakit pinggangnya berkurang.
"Ini membuktikan terapi shalat bisa digunakan untuk merawat sakit pinggang. Kita akan menerbitkan buku kedua terapi shalat yang bukan saja sesuai untuk wanita normal, tetapi untuk wanita hamil. Bukan Islam juga bisa mengikuti terapi ini dengan melakukan olahraga sama seperti gerakan shalat, "katanya.
Jangan terkejut karena shalat bisa merawat Erektil Disfungsi (ED) atau lebih dikenal sebagai impotensi, masalah kesehatan yang pria sangat takut.
Untuk pria normal, kemampuan seksual adalah tiga kali pengencangan ketika tidur dan volume ketika ketegangan harus lebih 200 persen.
"Penelitian dilakukan dengan mengukur penis (pasien diajar melakukan pengukuran). Pada bulan pertama, tidak ketegangan langsung, tetapi setelah melakukan terapi selama dua bulan yaitu dengan melakukan sholat tambahan, sudah ada ketegangan dan volume mencapai tingkat normal, "katanya.
Beliau berkata, terapi adalah dengan cara melakukan shalat sunat sebanyak tiga kali seminggu dengan setiap terapi sebanyak 12 rakaat atau sekitar 30 menit
Selain itu, katanya antara hasil penelitian yang menarik perhatian ahli jantung adalah tentang penilaian denyut jantung karena selama ini, penelitian ilmiah lain menyatakan bahwa tingkat denyut jantung terendah adalah ketika berbaring.
"Penelitian menemukan ketika sholat, kondisi sujud mencatat tingkat denyut paling rendah dan lebih baik dibandingkan ketika berbaring. Ini menunjukkan posisi tubuh saat shalat adalah bagus, "katanya.
Sehubungan itu, katanya penelitian akan dilakukan dengan lebih luas untuk melihat apakah posisi tubuh ketika shalat bisa mengobati sakit jantung. Katanya, pakar jantung gembira dengan hasil penelitian itu karena bisa memperkenalkan terapi shalat pada pasien jantung untuk melakukan olahraga. Ketika ini, setiap pasien jantung harus berolahraga selama 30 menit setiap hari.

Situs ini DOFOLLOW jadi komentarlah yang bijak Oke, Komentar anda selalu kami hargai, Tapi Please jangan Spam Dong..!! ocret silahkan di lanjut yang mau koment

Post a Comment

Situs ini DOFOLLOW jadi komentarlah yang bijak Oke, Komentar anda selalu kami hargai, Tapi Please jangan Spam Dong..!! ocret silahkan di lanjut yang mau koment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post